Ekbis

KAMPUNG FLORY YOGYAKARTA MENJADI JUJUKAN WISATA EDUKASI BERBASIS SMART CITY BERKONSEP GREEN CITY.

 

YOGYAKARTA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Berawal dari sebuah pedesaan yang hanya berupa lahan perkampungan dan sawah, namun berkat tangan terampil dan gagasan yang diterapkan oleh pemuda karang taruna berjumlah 20 orang.kawasan yang berada di Desa Wisata Tlogoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Kini disulap menjadi kawasan yang lahannya berkonsep Kota Hijau ( Green City ).
Bahkan Desa tersebut dikenal dengan sebutan desa bernama Kampung Flory menjadi wisata alternatif Yogyakarta yang kini secara pesat banyak dikunjungi oleh wisatawan dan mahasiswa guna untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) dan study banding serta kunjungan bagi Instansi terkait.

Tak terkecuali Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia ( BI ) Provinsi Jawa Timur dengan sejumlah Wartawan Ekonomi Jawa Timur melakukan kunjungannya di Kampung Flory pada Jumat, 23 Agustus 2019.

Difi A. Johansyah, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa, Kampung Flory yang berada di Desa Wisata Tlogoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini merupakan sebuah desa yang telah bertranformasi menjadi tempat wisata edukasi berbasis Smart City berkonsep Green City.

“Dimana, keberadaanya bisa menjadi percontohan bagi desa desa lain di Indonesia terkait pengembangan potensi desa. Termasuk di Jawa Timur. Karena, mampu mendukung pergerakan perekonomian daerah,” ucap Difi disela sela kunjungan di Kampung Flory, Jumat, (23/08/19).

“Inilah salah satu alasan KPw BI Prov. Jatim mengajak rekan rekan media Jawa Timur mengunjungi Kampung Flory. Agar dapat menimba ilmu baru yang dapat disampaikan ke masyarakat luas terutama di Jawa Timur,” sambungnya.

Menurut Difi, banyak lokasi di Jawa Timur terutama di Kota Surabaya yang bisa dijadikan obyek wisata baru seperti Kampung Flory. Tinggal, bagaimana sinergitas dari seluruh elemen terkait untuk dapat mewujudkannya.

Di tempat yang sama, Penggagas sekaligus Ketua Kampung Flory, Sudihartono menceritakan bahwa, desa wisata Kampung Flory awalnya terbentuk dari inisiatif kelompok pemuda desa dalam wadah bernama Taruna Tani tahun 2015 silam yang berfokus pada kegiatan budidaya tanaman hias dan hortikultura.

“Sekarang, Kampung Flory menjadi destinasi wisata unggulan nasional. Dimana didalamnya mensinergikan pertanian, pariwisata, pendidikan, budaya, lingkungan dan kuliner dalam satu kawasan yang mana pengelolaannya memperdayakan masyarakat sekitar secara professional,” terangnya

Kampung Flory kerap menjadi langganan outbond dan plesiran keluarga karena memiliki fasilitas cukup lengkap. Ada sarana outbond, wahana bermain, kolam terapi ikan, gazebo, kedai kopi, track sepeda, sentra kuliner atau main air langsung di Kali Bedog nan jernih dan dangkal.

“Kampung Flory memiliki dua pengelolaan, Taruna Tani dan Desa Wisata Flory. Zona Taruna Tani merupakan area pertanian di Kampung Flory yang di dalamnya terdapat usaha tanaman hias, tanaman buah, dan sentra kuliner bernama Iwak Kalen. Sedangkan zona Dewi Flory merupakan kawasan desa wisata yang menyajikan jasa penginapan (homestay), area outbond, dan sentra kuliner Bali Ndeso serta kedai kopi bernama Kopi Keceh,” ungkapnya menjelaskan.

Meskipun belum lama beroperasi, setiap akhir pekan lahan parkir yang disediakan seluas satu hektar selalu penuh kendaraan wisatawan berbagai daerah. Rata-rata kunjungan di Kampung Flory dalam sepekan berkisar 700 orang. Kecuali musim libur, jumlahnya bisa lebih dua kali lipatnya.

“Alhamdulilah, hingga tahun 2019 ini, target omset Kampung Flory 1 miliar setiap bulan dapat tercapai,” pungkasnya.

Bostono berharap, Kampung Flory ini bisa menjadi wahana outbond berkarakter terbaik dan terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sehingga, dapat turut mendukung pergerakan ekonomi dan kesejahteraan seluruh masyarakat desa. ( * Dji )

Related Articles

Back to top button