Hadapi Penerapan New Normal, Lingkungan Pendidikan di Surabaya Dinilai Tak Siap.
SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Dalam rangka menyambut penerapan ” New Normal ” atau yang dikenal dengan Tatanan Kenormalan baru di Surabaya tentunya akan memaksa seluruh masyarakat untuk cepat beradaptasi. Hal ini agar masyarakat bisa bertahan hidup. Namun disisih lain untuk dunia pendidikan di penerapan New normal tersebut akan berdampak pada sistem pengajaran baru.
Hal ini dikatakan oleh Wali murid kelas 7 bernama Wiwik Wulan ( 42 ) sebuah sekolah di Surabaya, Pihaknya mengakui, bahwa dirinya masih takut lantaran virus Corona tersebut masih menjadi momok bagi manusia, untuk itu Ia juga tidak menyetujui kalau lingkungan pendidikan di sekolahan kembali dibuka.
“Sebetulnya kami masih ada rasa takut, karena Corona belum selesai. Kalau saya memang belum setuju belajar di sekolah kembali, kalau dalam 2 atau 3 hari sudah mulai menurunbyang terjangkit mungkin saya bisa saja setuju. Namanya orang tua pasti masih khawatir” katanya.
Terpisah, Rina Rahayu, S Psi, Kepala Sekolah KB TK AL-FALAH Surabaya mengungkapkan pendapatnya. Bahwa Ia menilai penerapan New Normal adalah hal tindakan yang terburu-buru dan dikatakan New Nekat
“Tidak setuju, karena ini belum tepat untuk melakukan New Normal terlalu terburu-buru. New normal kan ada standartnya. Salah satu kekuatiran yang paling jelas adalah angka penularan yang masih meningkat” ujarnya.
“Surabaya kalau mau diterapkan New Normal susah, karena New Normal bukan cuma aturan yang dibikin tapi juga kedisplinan warganya. 50% orang Surabaya itu isinya anak sekolah. Itu kan akan berimbas pada peningkatan kasus kalau diterapkan sekarang,” imbuhnya
“Meskipun sekolah menyiapkan protokol kesehatanpun bagi saya itu tidak cukup” ujar Rina.
Rina berharap, ajaran baru atau mulainya aktif pendidikan di sekolahan awal Januari, biar semuannya siap.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo saat dikonfirmasi lewat selular di Nomor 0813333XXXXX tidak direspon. ( * Dji )