Umum

Kembali Ziarah ke Pemakaman Tokoh Islam, RGER : Terpenting Eri – Armudji menjadi berkah bagi masyarakat Surabaya

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Area di Tempat Pemakaman Umum ( TPU ) Benowo tak seperti biasanya. Pasalnya pada Jumat ( 30/10 ) malam. Puluhan orang dengan berseragam baju santri berwarna putih dan berkopyah, berbondong – bondong untuk memasuki Pesarean Pangeran Benowo.

Bertajuk ” Santri Seneng Ziarah ” yang melibatkan sebanyak 50 orang dari Relawan Gus Eri Cahyadi ( RGER) ini. Kembali menggelar kegiatan agenda rutin, dengan melakukan Dzikir bersama dan juga memelihara pemakaman tokoh – tokoh Islam.

“Kegiatan ini tidak sekedar kirim doa, tapi sebagai usaha pelestarian makam makam tokoh agama Islam,” kata Hamim Thohari, salah satu relawan.

Menurut Hamim Thohari, bahwa Kegiatan yang dilakukan oleh tradisi Nadhlatul Ulama ( NU ) tersebut tidak ubah seperti biasanya yakni melakukan Tawasulan bersama.

” Kita tetap melakukan pembacaan surat yasin dan dilanjut dengan pembacaan tahlil bersama KH.Abdullah Qosim yang akan memimpin pembacaan do’anya,” ujarnya.

Hamim Thohari menambahkan, kegiatan ziarah ini merupakan kelanjutan dari kegiatan RGER sebelumnya, yakni melakukan ziarah ke makam Sunan Ampel, Sunan Bungkul dan sidosermo serta makam – makam lainnya.

Ditempat yang sama Zaenal Arifin selaku RGER menambahkan, bahwa kegiatan yang dilakukan oleh RGER ini adalah salah satu wujud untuk meneruskan Sunnah Rasulullah.

” Juga untuk ngelalap berkah, semoga tujuan pasangan Eri – Armudji terkabul” kata Pria bertempat tinggal di Tambak Sari.

Terlebih menurut Zaenal Arifin, bahwa sosok seorang Eri – Armudji sebagai seorang warga NU tidak diragukan lagi.

” Kalau dari kita ( NU.red) ada yang maju,jangan sampai jatuh ke tangan orang lain. Terpenting Eri – Armudji menjadi berkah bagi masyarakat Surabaya,” ungkapnya.

Sementara itu H.Arwan Efendi selaku sesepuh masyarakat Benowo menceritakan sejarah singkat pangeran Benowo. Mungkin itu kelemahan kita bahwa dulu tidak dilakukan pencatatan, sehingga cerita lama kelamaan jagi legenda.

” Di tempat lain yakni Pemalang juga ada makan yang diklaim sebagai makam pangeran Benowo,” katanya.

” Saya diberitahu seorang ahli yang menceritakan bahwa dulu disana ada konflik, lantas salah satu anak buah pangeran Benowo disuruh mengaku sebagai pangeran Benowo, sementara pangeran Benowo yabg asli pergi ketimur. Yaitu daerah giri. Maka makam inilah yang asli,” imbuh H. Arwan Efendi menirukan ucapan seorang ahli yang tidak disebut namanya.

Sedangkan cerita turun temurun di Benowo, dikisahkan bahwa sesampainya di giri, pangeran Benowo diutus ke daerah selatan kali lamong yang masih mempraktekkan kemaksiatan dan kemurtadan. Dia diutus untuk Noto santri, karena pengucapan, Noto santri jadi Tosari

” Beliau ini dikenal sebagai Mbah Tosari juga memiliki nama syech Abdul Halim,” ungkapnya.

Dari keterangan warga sekitar diketahui, bahwa Makam Pangeran Benowo, mulai dipugar sejak Bu Risma jadi walikota.

” Kalau tidak sewaktu pak Eri Cahyadi jadi kepala dinas cipta Karya, makanya waktu pak Eri Cahyadi maju, kami sudah hapal karena sering terlihat kunjungi makam pangeran Benowo” Jelasnya.

Komitmen Er -Ji, untuk terus melestarikan tradisi, nilai- nilai NU tidak perlu diragukan lagi. Terutama Eri Cahyadi yang merupakan dzuriyat Sidosermo, juga sudah sah sebagai kader NU, mengingat pelatihan diinternal NU yang diikutinya, mulai dari PKP-NU Sampai, MKNU. jadi warga NU pilih NU itu wajib, dan itu ada pada Er-Ji ( Eri Cahyadi – Armudji ).        ( * Dji )

Related Articles

Back to top button