Umum

Disbudpar Provinsi Jatim Bersama Pepadi Jatim Gelar Workshop Pedalangan

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Dari Zaman Prasejarah hingga kemunculannya,Dalang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial budaya,tak hanya sosok seorang seniman yang memiliki Multitalenta.Namun,sebutan Budayawan dan Ahli Spiritual juga mampu menghubungkan antara dunia nyata dan dunia Maya.

” Jika pada masa lalu dunia maya yang dihadapi oleh dalang adalah dunia roh, makadunia maya yang dihadapi oleh dalang pada zaman sekarang adalah internet,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Jawa Timur Evy Afianasari dalam keterangan siaran pers.Jumat ( 22/3/2024 ).

Dia mengungkapkan, sejak Zaman Prasejarah sampai dengan Zaman Orde Lama, dalang di dalam kehidupan Masyarakat selalu mengambil peran yang Positif.Bahkan,kata Evy Afianasari, banyak peran yang disandang oleh dalang pada masa itu, seperti sebagai Syaman, Guru Masyarakat, Seniman, dan Budayawan.

Namun,masih kata Evy, pada Zaman Orde Baru Dalang hanya diperankan oleh Pemerintah dan para Elite Politik dalam menyampaikan Misi – Misinya.Sementara pada Zaman Reformasi hingga sekarang, Dalang dituntut untuk mengambil perannya kembali sebagai Seniman berwawasan Luas, Kreatif, dan Inovatif, agar Pakeliran yang disajikan dapat diterima oleh Generasi Milenial yang mulai berjarak dengan Dunia Tradisi.

Oleh karena itu,masih kata Evy,sangat diperlukan adanya pemahaman dan kesiapan para pelaku seni tradisi ,termasuk Dalang yang berhadapan dengan lajunya Era Digital yang sulit di bendung.

Padahal, lanjut Evy, Kreativitas, Inovasi, dan Kolaborasi merupakan kunci utama kesuksesan Seniman Dalang di dalam menghadapi kemajuan zaman.

Sementara fakta dilapangan,Evi menilai, bahwa sebagian besar Dalang terutama yang berusia 50 tahun ke atas atau yang bertempat tinggal di Pedesaan masih tergolong Buta Teknologi.

” Bagaimana mungkin mereka dapat memiliki perangkat digital, sedangkan untukmempertahankan hidup saja sulit karena sepinya job pentas, sehingga mereka lebih memilihbersikap nrima ing pandum, yakni menyerah pada keadaan,” tandasnya.

“Hanya sebagian kecil dari mereka khususnya para dalang muda yang kreatif dan inovatif yangmampu menangkap sinyal Revolusi Industri 4.0,” imbuh Evy Afianasari.

Ia menjelaskan,selain pergelarannya mulai dipublikasikan melalui jaringan Internet pada Situs Web ( berbagi video )atau YouTube, mereka mulai berbagi tentang pengetahuan Pedalangan dan Keterampilan Teknik Pakeliran di Media Web.

” Cara ini di samping sebagai sarana untuk meraih popularitas, juga merupakan cara efektifuntuk mengenalkan wayang kepada generasi milenial yang kesehariannya akrab dengan dunia maya,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur melalui Taman Budaya Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Persatuan Pedalangan Indonesia ( Pepadi ) Jatim akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Pedalangan yang akan dikemas dengan tema “Progres Pedalangan dalam era digitalisasi Tahun 2024.”

Kegiatan tersebut bakal digelar di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jatim pada tanggal 25 hingga 26 Maret 2024 pada pukul 09.00 WIB.

Hadir pada kegiatan Workshop sebagai Narasumber adalah :

1. Sinarto, S.Kar., MM. (Ketua PEPADI Jatim ) dengan makalah berjudul ” Mengenal Perilaku Konsumen”.

2. Ki Jlitheng Suparman, Dalang Nyentrik asal  Surakarta yang biasa mendalang
“Wayang Kampung Sebelah”.

Materi yang akan dibahas adalah “Mengenal Video Reels Dan Video On Demand, Wahana Dalang Mengembangkan Ekspresi di  Media Digital,” ( dji )

Insert poto atas : istimewa

Related Articles

Back to top button