Dukung Optimalisasi Transaksi Mata Uang di Jatim, Bank Indonesia Menggelar Seminar

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) mengoptimalkan transaksi mata uang lokal (LCT) dalam mendukung perdagangan luar negeri Jawa Timur.
“Untuk memberikan informasi kepada publik terkait kondisi ekonomi dan keuangan di Jawa Timur, serta membahas pertumbuhan ekonomi dan inflasi daerah pada triwulan berjalan,” kata Kepala KPw BI Jatim, Erwin Gunawan Hutapea dalam sambutannya pada kegiatan seminar bertajuk Optimalisasi Local Currency Transaction (LCT) untuk Memperkuat Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Jawa Timur, di Vasa Hotel Surabaya, pada Senin, 30 September 2024.
Dia menjelaskan, seminar ini bagian dari pemenuhan kebutuhan informasi publik mengenai kondisi ekonomi dan keuangan daerah.
Menurut Erwin, meskipun terjadi ketidakpastian global, ekonomi nasional dan Jawa Timur tetap menunjukkan kekuatan.
Erwin menyebutkan, pada 2024 pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Jawa Timur diperkirakan akan membaik dengan inflasi yang lebih rendah, tetap berada dalam kisaran yang terkendali.
“Dengan kebijakan yang berfokus pada penguatan ekonomi berkelanjutan, Jawa Timur diprediksi tumbuh sebesar 4,7 hingga 5,5 persen (year-on-year) pada 2024, dengan inflasi yang diperkirakan mencapai 2,5 persen ± 1 persen,” ujarnya.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, yakni melalui East Java Economic Forum (EJAVEC) 2024, forum ini diharapkan menjadi ajang strategis untuk optimalisasi sektor ekonomi unggulan dan menjaga stabilitas harga di Jawa Timur melalui kajian terstruktur.
“Rangkaian kegiatan EJAVEC Forum 2024 dimulai dengan Call for Paper pada Februari hingga Juli 2024, dilanjutkan dengan presentasi akhir pada 22 Oktober 2024, serta konferensi pada 23 Oktober 2024,” tandasnya.
Kegiatan seminar tersebut dihadiri oleh sejumlah narasumber, seperti M Noor Nugroho (Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur), Ita Vianty (Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia), dan Rudy Rahmaddi (Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Kementerian Keuangan). ( * )