Politik

Gelitik PKS, Ajak Organisasi Sayap Kepemudaan Makin Melek Politik 

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) –  :Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) menggelar Dialog Politik bertajuk Gema Kelas Politik ( Gelitik ) bersama organisasi sayap kepemudaan dari PKS, pada Sabtu , 18 Januari 2025.

Bertempat di salah satu Cafe di Kawasan wilayah Gunung Anyar, Suarabaya. Kegiatan tersebut dihadiri Anggota DPRD Kota Surabaya dari Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Johari Mustawan, Siswo Cahyo Utomo , Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera,

Di kesempatan itu, Johari Mustawan menyampaikan, bahwa PKS bersama gema keadilan dan organisasi sayap PKS mengajak anak – anak muda untuk aktif dalam pembangunan di kota Surabaya.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya menekankan, agar para pemuda yang memiliki hak dalam berpolitik harus diberikan pembekalan.

” Mereka ( pemuda ) harus diberikan pemahaman, diberdayakan, dan diberikan pelayanan kepemudaan. Sehingga, dapat efektif terhadap kekuatan moral, kontrol sosial, dan agent of change dari pemerintah kota Surabaya.,” katanya saat ditemui Suara Merdeka Jatim usai menggelar Dialog Politik.

Pria yang kerap disapa Bang Jo tersebut juga menyebutkan, bahwa organisasi kepemudaan ini sangat efektif dan kuat untuk meningkatkan kontrol sosial dalam pembangunan di kota Surabaya.

Maka dari itu, ungkap Bang Jo, dengan program Gelitik itu diharapkan para pemuda semakin melek tentang politik.

Sementara menanggapi usia kepemudaan yang berperan aktif dalam berpolitik, Bang Jo menyampaikan tidak ada batasan usia yang optimal, namun.untuk memahami dunia berpolitik setidaknya berusia 17 hingga 30 tahun.

” Jadi ketika mereka berumur 40 hingga 45 tahun mereka sudah matang dalam memimpin negeri,” ungkapnya.

Johar mengaku sangat mengapresiasi inisiatif Gelitik. Pasalnya, partisipasi anak muda penting untuk memastikan kebijakan politik berpihak kepada generasi mereka.

“Kegiatan seperti ini perlu terus didukung, bukan hanya oleh partai, tapi juga oleh semua elemen masyarakat. Anak muda adalah penggerak perubahan, dan apatisme mereka hanya akan menjauhkan mereka dari proses pengambilan keputusan yang menyentuh kepentingan mereka,” demikian Johari Mustawan. (dji)

Related Articles

Back to top button