Pendidikan

Dosen Unesa Ciptakan Alat Handem Untuk Pendeteksi Gangguan Hipertensi dan Stroke

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Menyadari penyakit tekanan darah tinggi menjadi salah satu faktor kematian nomor satu di dunia. Kali ini, Tim Dosen Universitas Negeri Surabaya ( Unesa) menciptakan alat yang disebut dengan Hamd – Held Dynamometer (Handem).

Alat yang memiliki multifungsi tersebut diciptakan oleh tim Unesa , terdiri dari Muchamad Arif Al Ardha, Dzulkiflih, dan Wahyu Dwi Kurniawan.

Dalam kesempatan itu, ketua tim peneliti Handem, Ardha mengungkapkan, bahwa alat ini untuk mengukur kekuatan otot manusia serta mendeteksi gangguan seperti hipertensi dan stroke.

Ia menambahkan, melansir dari laman Kemenkes RI, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian di Indonesia dengan persentase 10,2 persen.

Oleh karena itu, tingginya angka kematian itu, diperlukan edukasi tentang faktor risiko, termasuk cara pencegahan dan deteksi dini hipertensi.

“Alat ini kami kembangkan sebagai solusi alternatif deteksi dini sekaligus rehabilitasi hipertensi,” kata Ardha dalam keterangan siaran pers, Jumat 11 April 2025.

Dosen pengampu mata kuliah Biomekanika Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu

Ardha menilai, bahwa kekuatan otot itu berkorelasi erat dengan kondisi tekanan darah. Ketidakseimbangan kekuatan otot menjadi salah satu indikator adanya gangguan sistem kardiovaskular.

Di sinilah peran Handem, memanfaatkan prinsip kinetika gerak untuk mengukur gaya otot yang bisa diakses secara praktis, tanpa perlu ke laboratorium.

“Handem bisa digunakan di rumah, di sekolah, bahkan di lapangan. Bentuknya ringkas dan mudah dibawa. Kami ingin alat ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat,” tandasnya.

Ia menyebutkan, bahwa alat Handem itu bukan hasil kerja semalam, namun melalui riset bertajuk “Hand-Held Dynamometer (Handem) sebagai Solusi untuk Alat Kesehatan Hingga Membantu Mencegah dan Rehabilitasi saat Hipertensi.”

Ardha menjelaskan, proses pengembangan Handem melibatkan kolaborasi strategis antara tim Unesa dan mitra industri Cahaya Berkah Gusti melalui skema Kedaireka.

Selain itu, konsep juga dirancang oleh tim peneliti, lalu diterjemahkan ke dalam bentuk prototipe oleh mitra industri. Proyek ini berlangsung dua tahun, dengan lokasi pengujian di Surabaya dan Sidoarjo.

“Buat prototipe itu waktunya satu tahun. Lalu untuk pengembangan dan uji validasi juga satu tahun. Untuk uji coba dilakukan secara sistematis di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, olahraga prestasi, hingga pendidikan,” tutur Ardha.

Bahkan alat Handem itu sudah dikenalkan melalui pameran dalam dan luar negeri. Bahkan, mendapat apresiasi dari ASEAN Council of Physical Education and Sport dalam ajang International Conference on Physical Education di Malaysia, 2024 lalu.

Ia pun berharap, bahwa Handem tidak akan berhenti di penghargaan semata, tetapi tim peneliti memiliki rencana berkelanjutan. Alat ini akan diupayakan untuk diproduksi secara massal, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Sayangnya, sambung Ardha, lantaran keterbatasan dana, membuat produksi dan pemasaran belum maksimal.

“Saya berharap alat ini tidak hanya mendapat dukungan Unesa, tetapi juga mitra. Dan harapannya alat ini dapat menjadi solusi dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, olahraga prestasi, dan pendidikan” pungkas Dosen pengampu mata kuliah Biomekanika Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK). ( dji )

Related Articles

Back to top button