Ekbis

Mandiri Investasi Targetkan Peluncuran ETF Emas Syariah Awal Tahun Depan, Gandeng Pegadaian dan Deutsche Bank

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi/MMI) mematangkan langkah peluncuran Reksa Dana Bursa Syariah berbasis emas atau Exchange Traded Fund (ETF) Emas Syariah, yang ditargetkan pada awal tahun 2026.

Langkah strategis ini diperkuat melalui kolaborasi dengan PT Pegadaian dan Deutsche Bank.

Kerja sama tersebut resmi ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada Senin, 8 Desember 2025. Sebelumnya, MMI telah menggandeng Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan dan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai mitra Bullion Bank untuk produk investasi emas inovatif ini.

Dalam kolaborasi terbarunya, Pegadaian akan berperan sebagai Bullion Bank, bertanggung jawab menyediakan dan menyimpan emas fisik murni yang menjadi underlying RDB Emas Syariah.

Sementara itu, Deutsche Bank akan menjabat sebagai Bank Kustodian, memastikan tata kelola administrasi reksa dana berjalan sesuai standar global.

Direktur Pemasaran, Penjualan, dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Selfie Dewiyanti, menyatakan bahwa partisipasi Pegadaian merupakan bagian dari upaya memperkuat ekosistem industri emas nasional.

“Pegadaian, dengan posisi sebagai Bullion Bank pertama di Indonesia, siap mendukung kehadiran produk RDB Emas Syariah yang lebih aman, terjangkau, dan mudah diakses masyarakat,” kata Selfie dalam keterangan resminya,Selasa, 9 Desember 2025.

Senada dengan hal tersebut, Head of Corporate Bank Indonesia and Head of Trust & Securities Services ASEAN Deutsche Bank, Samir Shivaji Dhamankar, menyoroti pentingnya tata kelola.

“Dengan pengalaman global dan infrastruktur yang kuat, kami memastikan pengadministrasian Reksa Dana dilakukan sesuai standar tertinggi demi menjaga kepercayaan investor serta mendukung perkembangan industri pasar modal,” ujar Dhamankar.

Peluncuran RDB Emas Syariah ini sangat bergantung pada penerbitan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai Reksa Dana Berbentuk KIK dengan aset dasar berupa emas.

Saat ini, regulasi tersebut telah memasuki tahap finalisasi. Mandiri Investasi menargetkan peluncuran dilakukan sesaat setelah POJK resmi dirilis.

Direktur Mandiri Investasi, Ernawan Rahmat Salimsyah, CFA, menegaskan bahwa produk ini dirancang untuk menciptakan ekosistem RDB Emas Syariah yang likuid, terjangkau, dan mudah diperdagangkan layaknya saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“RDB Emas Syariah yang akan kami luncurkan dapat menjadi solusi investasi modern dibandingkan menyimpan emas fisik. Produk ini mudah ditransaksikan, transparan, dan sangat relevan bagi investor yang mencari instrumen safe haven atau diversifikasi portofolio,” beber Ernawan.

Produk ini dirancang dengan underlying emas fisik murni yang tersimpan di Bullion Bank dan dipastikan memenuhi prinsip syariah sesuai Fatwa DSN MUI No. 163/DSN-MUI/VII/2025.

Dalam beberapa bulan terakhir, MMI, Mandiri Sekuritas, BSI, Pegadaian, dan Deutsche Bank telah melakukan persiapan teknis intensif, termasuk finalisasi mekanisme penyediaan emas fisik, tata kelola kustodian, dan infrastruktur perdagangan.

Mandiri Investasi optimistis RDB Emas Syariah akan mendapat sambutan kuat dari investor institusi maupun ritel, sekaligus menjadi katalis pertumbuhan Asset Under Management (AUM) perusahaan pada tahun 2026.

Hingga 4 Desember 2025, dana kelolaan konsolidasi Mandiri Investasi tercatat melampaui Rp 80 triliun. Kehadiran RDB Emas Syariah ini akan melengkapi portofolio produk MMI, yang saat ini telah memiliki 54 produk investasi, termasuk reksa dana konvensional, reksa dana indeks, dan ETF lainnya. (dji)

Related Articles

Back to top button