Ekbis

Bersama Pemprov Jatim, BI Gelar TPID Jatim Dalam Upaya Pengendalian Inflasi

 

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Jelang Hari Raya Idul Fitri 2022, Bank Indonesia Jawa Timur bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah ( TPID ) menggelar High Level Meeting ( HLM ) dan Rapat Koordinasi Wilayah TPID Provinsi Kabupaten maupun Kota se- jatim untuk mendukung upaya pengendalian inflasi Jawa Timur.

Bertempat di Gedung Kantor Bank Indonesia Jatim, kegiatan Bertajuk “Sinergi Antar Daerah dalam Mendukung Stabilitas Harga dan Ketersediaan Pasokan Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional”. Kegiatan tersebut dihadiri Kepala BI Jatim, Budi Hanoto, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak dan dihadiri Bupati Magetan, Wakil Bupati Bangkalan, Kepala OJK Jatim, Kepala Bulog Jatim, Executive GM Pertamina, dan Pemerintah Provinsi serta Kabupaten maupun Kota.

Merespon Diskusi pengendalian inflasi tersebut, Budi Hanoto, Kepala BI Jatim sekaligus Wakil Ketua TPID Jatim menyampaikan. Bahwa kondisi geopolitik global memberikan dampak pada pemulihan ekonomi Jawa Timur. Meski demikian, inflasi Jatim pada triwulan I-2022 masih terpantau stabil dalam kisaran target inflasi sebesar 3,04% ( year on year ).

Bahkan menurut Budi Hanoto.Kedepannya, TPID perlu mewaspadai dampak konflik Ukraina Rusia yang diperkirakan akan mulai dirasakan dalam anatomi inflasi Jawa Timur. Lebih lanjut Budi Hanoto mengungkapkan, kenaikan harga komoditas pangan dan energi global diduga akan menjadi sumber tekanan cost-push inflation Jawa Timur melalui transmisi kenaikan harga BBM, gandum, kedelai, hingga pupuk pertanian.

” Tekanan tersebut semakin meningkat seiring dengan pola inflasi musiman yang berasal dari peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri. Oleh karena itu diperlukan langkah konkrit dalam meredakan tekanan inflasi tersebut,” katanya.

Sementara Emil E. Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya menyampaikan, bahwa inflasi Jatim menunjukkan tren yang meningkat, tetapi masih terkendali dalam sasaran inflasi nasional 3+/- 1%. Oleh karena itu, pihaknya ingin mendorong anggota TPID khususnya OPD untuk memperkuat dan mengoptimalkan strategi pengendalian inflasi melalui sinergi dan inovasi pada pilar 4K TPID, yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Untuk diketahui, pada Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Jawa Timur ini menghasilkan 5 ( lima ) strategi utama pengendalian inflasi dalam menghadapi tekanan inflasi di masa depan :

Pertama, pemantauan ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis melalui perluasan distribusi produksi komoditas dengan Kerjasama Antar Daerah (KAD) untuk mengurangi disparitas harga komoditas antar Kota/Kab di Jatim.

Kedua,penguatan rantai nilai komoditas dari sektor hulu hingga hilir.

Ketiga, himbauan bagi korporasi untuk berbagi beban atas kenaikan bahan baku dengan menahan kenaikan harga jual yg dibebankan pada konsumen.

Keempat, optimalisasi utilisasi teknologi digital, baik untuk peningkatan produktivitas pertanian mll digital farming maupun perluasan elektronifikasi pembayaran digital.

Kelima, melaksanakan program pengendalian inflasi menjelang HBKN Ramadhan & Idul Fitri 1443 H seperti pasar murah, sidak produsen dan pabrikan, pemberian subsidi angkutan perintis daerah terluar, pembatasan angkutan barang lebaran dengan pengecualian angkutan barang pokok, hingga memastikan kecukupan pasokan BBM.

Budi Hanoto menambahkan, berbagai kesepakatan pengendalian inflasi tersebut diharapkan mampu mengendalikan laju inflasi Jawa Timur menjelang Idul Fitri serta berdaya meredakan tekanan inflasi dari sisi eksternal (cost-push inflation). ( */dji ).

Related Articles

Back to top button