Ironis…Anak Usia 8 Tahun Warga Sambikerep Tanggung Biaya Pengobatan Keluarga Hingga Ratusan Juta

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Ironis sekali peristiwa yang dialami oleh anak berinisial BG ( 8 th ).Betapa tidak, sejak keluarganya mengalami peristiwa pembakaran yang dilakukan oleh ayah tirinya hingga mengakibatkan hilangnya nyawa ibunya Nita Nur Zulaihah (36 th ) dan kakak kandungnya berinisial DR (17 th ) yang mengalami luka bakar parah pada tubuhnya.
Tak pelak,nasib malang anak berinisial BG yang bertempat tinggal di Jalan Dukuh Bulu Gang Kinco, Kelurahan Lontar,Kecamatan Sambikerep Kota Surabaya harus menanggung biaya yang wajib dikeluarkan di RSUD.dr.Soetomo sebesar 300 juta rupiah.
Untuk menanggung biaya di RSUD.dr. Soetomo tersebut.Tak pelak, Susi yang merupahkan sanak keluarga BG ikut mendampingi kendati harus pontang – panting mencari bantuan biaya ke Pemkot,bahkan ke Dewan Kota Surabaya.
“Kami sudah ke Pemkot, belum ada tindak lanjut, ke BPJS katanya tidak bisa mengkaver,kini jalan satu – satunya kami mencoba untuk mengadu ke Wakil Rakyat,tapi yang kami kenal cuma pak Baktiono, ” kata Susi sembari menangis meratapi kesedihan yang dialami keponakannya di depan ruangan komisi C kantor DPRD Surabaya, Selasa ( 9/5/2023 ).
Susi yang berasal dari Malang menceritakan, bahwa saudara kandungnya Nita yang meninggal dunia ini menanggung biaya di RSUD.dr. Soetomo Rp. 65 jutaan. Sedangkan keponakan ( DR ) yang mengalami kondisi terbakar pada tubuhnya menanggung biaya hampir Rp.190 juta.
“Untuk perawatan BG yang menderita luka bakar sekitar 10 persen, sudah kami bayar sebesar 1,5 jutaan, sekarang sudah keluar,” terang Susi dengan ekspresi raut wajah yang sedih.
“Kami sungguh bingung, tagihan sebesar itu kami ndak sanggup membayarnya,” imbuhnya.
Sementara di Kantor DPRD Kota Surabaya yakni Staf Komisi C, Bagus menyampaikan, bahwa Baktiono masih ada kegiatan kedinasan dewan. Namun, keluh kesah yang dialami oleh warga Sambikerep tersebut akan disampaikan.
“Maaf pak Baktiono belum ngantor, melaksanakan agenda Reses Dewan. Kami minta foto copy berkas dan nomer telpon yang bisa dihubungi, biar cepat mendapat bantuan,” katanya.
Dilansir dari Diagram Kota, Baktiono yang saat itu dihubungi lewat telepon selulernya,pihaknya akan mengawal terus keluarga tersebut.
“Ini adalah musibah, namun peristiwa apapun negara harus hadir dan membantu, apalagi terkait warga yang tidak mampu,” pintahnya.
Terlebih kata Politisi PDI Perjuangan tersebut. dalam perkara seperti ini Negara bisa berarti rumah sakit.Selain itu juga bisa Pemerintah kota dan Provinsi.
“Mereka harus turun tangan dan membantu,” tandas Baktiono.
“Ini keluarga tidak mampu, dan tidak mungkin bisa membayar biaya rumah sakit sampai ratusan juta,” imbuhnya.
Baktiono berharap, Pemerintah Provinsi dalam kondisi ini tidak harus tinggal diam, kewajibannya mereka harus membantu sepenuhnya untuk biaya yang ditanggung oleh warga Surabaya ini.
“Dibebaskan dari biaya Rumah sakit, diberi santunan, dan rumahnya yang rusak tadi ikut diperbaiki,” ujarnya.
Sementara itu.Masih kata Baktiono, Pemerintah Kota juga harus memberikan kemudahan untuk membantu berkas – berkas dokumen yang ikut terbakar.
“Intinya, dalam musibah ini semua harus turun tangan, gotong-royong untuk menyelesaikannya. Jangan sampai warga yang terkena musibah malah kesana kemari mencari bantuan,” papar Baktiono.
Dijelaskan Baktiono,bahwa dalam kondisi seperti ini seluruh dari instansi Birokrasi hingga elemen masyarakat harus bisa mengulurkan bantuannya bagi warga yang menderita ini.
” Semua harus turun tangan. Mulai Pemkot dengan Dispenduk Capilnya, DP5A terkait psikisnya, Kecamatan, Kelurahan, RT RW dan Kader KSH, harus ikut membantu,” pintahnya.
” Dan saya rasa itu adalah kewajiban Pemerintah, termasuk membantu semua biaya yang dikeluarkan, termasuk menyediakan tempat saat rumahnya masih tersegel police line,” imbuh Baktiono.
Untuk diketahui sebelumnya, peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 April 2023 terjadi peristiwa tragis yang dialami seorang ibu warga Sambikerep NN bersama 2 anaknya DR dan BG yang dibakar oleh tersangka bernama Sutikno (53 tahun) tidak lain merupahkan suami siri dari NN yang diketahui sudah pisah ranjang.
Ikhwal peristiwa ini terjadi pada sore tanggal 14 April, ketika itu Sutikno menemui NN yang hendak meminta maaf dan beriktiar baik dengan maksud ingin kembali menjalin keharmonisan sebuah rumah tangga. Namun, iktiar baik tersebut ditolak,lantaran Sutikno.yang diketahui berkarakter kejam dan jahat kepada anak-anak tirinya.Ironisnya, Sutikno kerap sekali memukuli pada waktu malam hari.
Tak hanya itu, kekejaman pada anak – anak juga sering sekali diguyur air dari bak mandi oleh Sutikno.
Pasca 4 hari usai kejadian pembakaran tersebut, NN meninggal dunia, sedangkan DR masih dirawat di RSUD.dr. Soetomo akibat luka bakar yang diderita hingga 90 persen.
Sementara anak bungsu BG sudah dinyatakan sembuh,namun untuk sementara ini biaya yang sudah terbayar sekitar 1,5 juta ,itupun dari hasil sumbangan donatur. ( red /dji ).




