Rangkaian BLK 2025, OJK Jatim Ajak Kaum Muda Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

SURABAYA : (KABARAKTUALITA.COM) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menggelar Training of Trainers (ToT) Duta Literasi Keuangan dengan menyasar Mahasiswa di Surabaya Raya
Kegiatan tersebut sebagai rangkaian pada acara Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025.
Bertajuk “Masa Depan Sejahtera dengan Perencanaan Keuangan,” kegiatan itu berlangsung di Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, pada Senin 26 Mei 2025.
Dalam kesempatan itu, Kepala OJK Provinsi Jawa Timur Yunita Linda Sari menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, terutama kaum muda secara masif dan merata di Provinsi Jawa Timur.
“Generasi muda punya banyak waktu dan kesempatan untuk belajar, karena masa muda adalah waktu terbaik untuk memulai hal yang baik. Semakin cepat kita paham keuangan, semakin siap kita mengotpimalkan peluang di masa depan dan memitigasi risikonya. Literasi keuangan bukan pilihan, tapi kebutuhan,” ungkap Yunita.
Menurutnya, sebagai program baru OJK, rangkaian kegiatan BLK tersebut digelar mulai bulan Mei hingga Agustus 2025. Dan beragam kegiatan yang sigekar, seperti financial literacy series, financial literacy campaign, dan financial literacy award.
“Kegiatan ini juga dalam rangka mewujudkan multiplier effect literasi keuangan, OJK membentuk OJK PEDULI,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Yunita juga menetapkan lima puluh mahasiswa peserta kegiatan sebagai pilot project Agen Literasi Keuangan (AREK) Jatim yang menjadi bagian dari OJK PEDULI secara nasional.
Ia menilai, mahasiswa dan pemuda merupakan salah satu dari sepuluh sasaran prioritas OJK dalam memberikan edukasi dan literasi melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).
“AREK Jatim diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari OJK dalam hal literasi Keuangan kepada masyarakat yang lebih luas khususnya Jawa Timur,” tandas Yunita.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, Indeks Literasi Keuangan tercatat 65,43 persen dan Indeks Literasi Keuangan 75,02 persen.
Yunita menambahkan, bahwa terdapat gap antara indeks literasi dan Inklusi Keuangan sebesar 14,05 persen yang masyarakatnya menggunakan produk keuangan.
Namun, juga terdapat yang sepenuhnya belum memahami tentang karakteristik, manfaat, dan risiko produk keuangan yang digunakan.
“Pengetahuan komperhensif atas produk dan layanan jasa keuangan dapat menjadi fondasi penting dalam menetapkan tujuan keuangan,” tandas Yunita.
Ditempat yang sama Kepala Departemen Literasi dan Penelitian FKIJK Jatim, Cita Melisa menyampaikan terima kasih kepada OJK yang telah melibatkan FKIJK dalam penyelenggarakan kegiatan edukasi sebagai implementasi program GENCARKAN dan Bulan Literasi Keuangan.
Cita Melisa juga menyebutkan, bahwa generasi muda saat ini memiliki peluang luar biasa untuk membentuk masa depan melalui pemahaman keuangan yang lebih baik khususnya sebagai generasi yang melek teknologi.
“Besar harapan kami, dengan adanya kegiatan yang berkolaborasi sekaligus bekerja sama dengan OJK serta semua pelaku usaha jasa keuangan melalui FKIJK di Jawa Timur, akan meningkatkan literasi keuangan rekan-rekan mahasiswa di Jawa Timur, agar ke depannya rekan-rekan mahasiswa dapat menyebarkan informasi dan edukasi terkait perencanaan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Cita Melisa dalam sambutannya. (dji)




