Program PELITA: PT TPS dan SPTP Genjot Penurunan Stunting di Surabaya, 6 Balita Berhasil Lulus!

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA.COM ) – Komitmen serius dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia terus digaungkan. PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) bersama Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) kembali menunjukkan aksi nyata melalui program unggulan mereka, PELITA (Pelindo Tanpa Balita Stunting).
Program yang dimulai sejak September 2024 ini kini memusatkan perhatiannya di Kecamatan Semampir, Surabaya, dan dijadwalkan akan berlangsung hingga Agustus 2025.
Program PELITA tak sekadar fokus pada asupan gizi. Lebih dari itu, inisiatif ini mengusung pendekatan komprehensif yang mencakup pendampingan pola asuh dan pemantauan rutin terhadap tumbuh kembang anak. Tujuannya jelas, yakni memastikan setiap balita yang teridentifikasi stunting mendapatkan perhatian maksimal dari sisi gizi dan psikologi.
“Kami tergerak untuk berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui hal yang sangat mendasar dan bersifat lebih komprehensif,” ujar Erika A. Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, pada Jumat (18/7) lalu.
Tiga Pilar Utama Membuahkan Hasil
Program PELITA dibangun di atas tiga pilar utama: perbaikan gizi, penguatan pola asuh, dan pemantauan pertumbuhan anak. Hingga Juli 2025, sebanyak 14 balita di Kecamatan Semampir telah menjadi bagian dari program ini. Kabar gembiranya, 6 balita di antaranya telah berhasil dinyatakan lulus dari status stunting setelah menjalani serangkaian intervensi intensif yang diberikan.
Erika menambahkan bahwa kuota balita yang telah lulus akan segera diisi oleh balita stunting lain di Kecamatan Semampir, memastikan manfaat program ini dapat terus dirasakan secara berkelanjutan. Peserta baru akan menerima dukungan yang sama komprehensifnya.
Keberhasilan program ini tak lepas dari kolaborasi erat antara SPTP dan TPS dengan berbagai pihak, termasuk RS PHC Surabaya dan Pemerintah Kecamatan Semampir. Para peserta program menjalani pemeriksaan kesehatan rutin setiap bulan, dilengkapi dengan pemberian asupan nutrisi tambahan berupa susu secara berkala. Ini adalah langkah krusial dalam memenuhi kebutuhan gizi harian dan menunjang kesehatan serta perkembangan anak secara menyeluruh.
“Pemberian susu secara teratur, ditambah dengan pemeriksaan kesehatan berkala, merupakan langkah penting dalam mengatasi kekurangan gizi pada anak-anak penderita stunting,” terang Erika.
Ia juga menekankan bahwa keberlanjutan intervensi ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama solid dengan Puskesmas, Kecamatan, RS PHC, SPTP, dan terutama, orang tua balita peserta program PELITA
Selain aspek medis dan gizi, Program PELITA juga menaruh perhatian besar pada aspek psikososial. Para orang tua diberikan edukasi mendalam melalui sesi penyuluhan yang dipandu oleh Psikolog Meutia Ananda. Sesi ini membahas krusialnya pola pengasuhan yang responsif dan stimulasi dini dalam mendukung tumbuh kembang anak.
“Pola pengasuhan yang penuh kasih sayang, interaksi yang positif, serta stimulasi sejak dini memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak,” ungkap Meutia. Ia berharap edukasi ini dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan orang tua di Kecamatan Semampir dalam menerapkan pola asuh yang optimal.
Dengan pendekatan medis, gizi, dan psikososial yang terintegrasi, Erika optimis bahwa sinergi berbagai lini ini akan memberikan dampak nyata dalam penanganan stunting. “Kami yakin generasi masa depan Indonesia akan tumbuh sehat, kuat, dan berdaya saing,” pungkasnya. (dji)




