Masa Depan Keuangan Mahasiswa: Unesa Raih Penghargaan Kampus Penggerak Literasi Pasar Modal

SURABAYA : ( KABARAKTUALITA COM ) – Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur, melalui Kepala BEI Jawa Timur Cita Melisa, menyerahkan piagam penghargaan kepada Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai Kampus Penggerak Literasi dan Inklusi Pasar Modal. Penghargaan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun Pasar Modal Indonesia ke-48 dan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran finansial di kalangan mahasiswa.
Cita Melisa menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan atas keberhasilan Unesa menyelenggarakan edukasi dan literasi pasar modal kepada 20.000 mahasiswa baru. Program yang berlangsung dari 19-21 Agustus ini melibatkan 13 fakultas, baik secara luring maupun daring, dan menjadi yang pertama kali di Indonesia dengan audiens sebesar itu.
“Ini adalah yang pertama di Indonesia dengan audiens sebanyak ini. Kami berharap, apresiasi ini dapat menjadi ‘gong’ atau pendorong bagi kampus-kampus lain di seluruh Indonesia untuk melakukan hal serupa,” kata Cita Melisa kepada awak media, Senin 25 Agustus 2025 di Gedung Graha Unesa.
Inisiatif literasi ini bukan tanpa alasan. Wakil Rektor I Unesa mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya mahasiswa yang terjebak dalam pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online.
“Banyak mahasiswa yang terjebak pinjol ilegal dan judi online, hingga rektor dan wakil rektor menerima telepon penagih. Ini memberikan dampak buruk bagi institusi dan mahasiswa itu sendiri,” ungkap Cita Melisa, mengutip pernyataan dari Wakil Rektor I Unesa.
Cita Melisa juga menjelaskan pentingnya literasi keuangan juga ditekankan, mengingat catatan kredit yang buruk akan menjadi hambatan saat melamar pekerjaan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini menjadikan riwayat keuangan sebagai salah satu prasyarat dalam proses rekrutmen.
Selain pinjaman online l dan judi online mahasiswa juga rentan terpengaruh oleh bujukan influencer tidak berizin yang menawarkan investasi tanpa dasar. Menurutnya mereka tergiur janji keuntungan instan, tanpa memahami risiko dan produk investasi yang sebenarnya.
“Mahasiswa sering kali terpengaruh oleh influencer yang mereka jadikan pujaan, sehingga mereka berinvestasi tanpa tahu apa itu crypto, Bitcoin, apalagi saham,” tandas Cita Melisa.
Ia menambahkan, Edukasi yang diberikan oleh empat institusi utama—OJK, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tersebut bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang benar.
“Langkah ini diharapkan mampu menghentikan pola pikir instan dan melindungi mereka dari penipuan,” tutur Cita Melisa.
Sementara itu, untuk pemberian piagam penghargaan ini hanyalah langkah awal. Cita Melisa berharap ke depannya, BEI Jatim akan terus melanjutkan program literasi dan edukasi di fakultas-fakultas lain di Unesa, serta membuka kolaborasi dengan perguruan tinggi lain di Jawa Timur.
“Ini baru langkah awal. Kami akan terus masuk ke fakultas-fakultas di Unesa, dan kami juga terbuka untuk perguruan tinggi lain di Jawa Timur,” tegas Cita.
Kerja sama antara BEI, OJK, dan institusi pendidikan ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang melek finansial, mampu merencanakan masa depan keuangan mereka dengan bijak, dan terhindar dari berbagai risiko keuangan yang merugikan. (dji)