Ekbis

OJK Jatim Dorong Dana Pensiun Jadi Investor Institusional, Luncurkan Pilar Penguatan Industri

 

SURABAYA : (KABARAKTUALITA.COM) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Timur menggelar Evaluasi Kinerja Dana Pensiun 2025.

Kegiatan ini sebagai salah satu upaya  ndustri untuk bertransformasi dari sekadar penyedia manfaat menjadi investor institusional yang berkontribusi pada pendanaan jangka panjang perekonomian nasional.

Dengan mengusung tema “Peningkatan Kinerja Dana Pensiun Melalui Rencana Bisnis yang Responsif Terhadap Perubahan Ekonomi”  kegiatan tersebut berlangsung pada Rabu, 26 November 2025, di Kantor OJK Provinsi Jawa Timur.

Kepala Direktorat Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1, Nasirwan, yang mewakili Kepala Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, menyatakan forum ini merupakan momentum strategis untuk memperkuat sinergi seluruh pemangku kepentingan.

Ia menjelaskan,OJK tengah mendorong penguatan industri melalui Roadmap Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun 2024–2028. Roadmap ini memuat empat pilar utama yang menjadi fokus transformasi:

• Penguatan ketahanan dan daya saing industri dana pensiun.

• Pengembangan elemen-elemen dalam ekosistem industri dana pensiun.

• Akselerasi transformasi digital industri dana pensiun.

• Penguatan pengaturan, pengawasan, dan perizinan.

“Kami berharap Dana Pensiun tidak hanya menjadi sarana penyedia manfaat pensiun, tetapi juga mampu menjalankan peran sebagai investor institusional yang mendukung perekonomian nasional melalui penyediaan pendanaan jangka panjang,” kata Nasirwan.

Sementara itu, Kepala Direktorat Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2, Asep Hikayat, menerangkan, kondisi Dana Pensiun di Jawa Timur. Hingga September 2025, tercatat 10 Dana Pensiun beroperasi di wilayah tersebut dengan total aset mencapai Rp4,55 triliun.

Mayoritas aset tersebut, lanjut Asep, ditempatkan pada instrumen investasi dengan porsi terbesar pada Surat Berharga Negara (SBN). Indikator keuangan seperti aset neto, investasi, Return on Investment (ROI), Return on Asset (ROA), dan rasio pendanaan dilaporkan telah mendekati target Rencana Bisnis 2025.

Namun, Asep menyoroti adanya tantangan serius, terutama pada aspek sumber daya manusia (SDM), tata kelola, dan teknologi.

“Pertumbuhan Dana Pensiun mengalami perlambatan dan masih dihadapkan pada risiko investasi serta volatilitas pasar. Keterbatasan SDM, belum optimalnya fungsi kepatuhan dan manajemen risiko, serta kebutuhan digitalisasi proses bisnis menjadi hal yang harus segera diselesaikan,” terang Asep.

Ditempat yang sama , Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Barik Bathaluddin, menambahkan perspektif ekonomi regional. Ia mencatat, perkembangan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 5,22%, didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi pemerintah.

Meskipun sektor jasa keuangan secara umum mencatatkan perlambatan, Barik menilai industri Dana Pensiun masih memiliki peluang besar untuk tumbuh melalui strategi pengelolaan aset yang lebih adaptif.

“Pengelolaan aset investasi menjadi kunci bagi dana pensiun untuk menjaga nilai aset, memenuhi kewajiban kepada peserta, dan tetap stabil di tengah perubahan kondisi pasar,” pungkas Barik. (dji)

Related Articles

Back to top button